Wednesday, July 3, 2013

MEMBANGUN STRUKTUR PENGALAMAN

PENGALAMAN “EMAS” MENJADI GURU MATEMATIKA


Cita-cita saya sejak kecil ingin menjadi guru,  Menjadi Guru adalah kebahagiaan dan kebanggaan saya dan keluarga. Alhamdulillah tercapai Tahun 1994 saya lulus dari IKIP Muhammadiyah Yogyakarta, yang sekarang menjadi UAD. Setelah lulus dari UAD, saya mengabdi menjadi guru matematika di SMA BERBUDI Jogja dari tahun 1995 sampai 1997, banyak hal baru yang saya temui dalam penyesuaian terhadap siswa-siswa SMA, dalam komunikasi, dalam memotivasi siwa agar semangat belajar matematika dan juga dalam pemahaman konsep ke siswa. Pengalaman pertama membuat saya semakin tertantang untuk terus banyak membaca, belajar, berusaha mencari metode apa yang tepat diterapkan di kelas. Dengan dukungan, kerjasama bersama teman-teman guru dan motivasi dari Kepala Sekolah perlahan-lahan mulai semangat dalam mengajar matematika di SMA. Pada akhir tahun 1997 saya mendaftar CPNS dan diterima, sewaktu wawancara ditanyai apakah bersedia ditempatkan diseluruh Indonesia, saya menjawab bersedia. Dan Alhamdulillah saya ditempatkan di SMP Negeri 1 Jangkang kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Dengan bekal pengalaman yang masih sedikit, dengan semangat yag tinggi,  motivasi tinggi, dukungan dari keluarga akhirnya saya berangkat keluar pulau Jawa. Sebenarnya tujuan saya mau ditempatkan diluar P.Jawa adalah saya ingin membahagiakan kedua orang tua. Saya ingin menjadi guru seutuhnya, dimanapun mengabdi merupakan kesempatan emas yang Allah berikan kepada saya. Orang tua saya bangga dan bahagia apabila anaknya sudah bekerja dan bisa mencerdaskan anak Indonesia. Sungguh pengalaman mengajar yang sangat berkesan, penuh perjuangan, penuh kebahagiaan Allah memberikan kesempatan kepada saya mengabdi di daerah terpencil. SK CPNS saya terima           1 Maret 1998 dan langsung saya jalani perjalanan yang sangat panjang menuju lokasi dengan restu kedua orang tua dan keluarga besar.  
Diawali dari kota Jogja tercinta menuju Pelabuhan Tanjung Mas semarang kurang lebih 3 jam, kemudian dilanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Pontianak memerlukan waktu 3 hari 2 malam. Setelah sampai Pelabuhan Pontianak, saya melanjutkan perjalanan kurang lebih 6 jam menuju Kabupaten Sanggau. Dari Sanggau menuju lokasi harus menggunakan kendaraan bermotor (Ojek) selama 5 jam perjalanan yang berliku-liku, naik turun pegunungan dan karena tanahnya rawa kadang terperosok ambles. Sungguh pengalaman pertama yang sempat membuat saya shock kaget, karena seumur hidup belum pernah saya bepergian keluar Jogja. Ongkos ojek menuju tempat lokasi mengajar saya sekitar Rp.75.000,00 – Rp.100.000,00. Setelah sampai lokasi mengajar yaitu SMP Negeri 1 Jangkang Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat, saya lebih kaget, tertegun dan menangis haru….ditengah hutan belantara ada sekolah yang besar, lapangannya luas dan lingkungan yang sangat bersih alami. Dengan tekat, semangat dan motivasi yang tinggi bekal saya, tentu saja rasa syukur selalu saya panjatkan kepada Allah, karena melihat sesuatu yang belum pernah saya liat, belum pernah saya alami, pemandangan ciptaan Allah yang sangat indah bisa ditemukan disini. Disambut hangat  dan kekeluargaan oleh warga Jangkang, saya melangkahkan kaki menginjak sekolah baru dengan keyakinan hati. Didaerah ini terdiri dari banyak suku dengan bahasa yang berbeda-beda antara kecamatan yang satu dengan yang lainnya. Tetapi saya melihat toleransi dan keharmonisan yang sangat baik terjalin diantara warga. Saya senang bisa mempelajari bahasa asli penduduk di Jangkang dan belajar budaya daerahnya.
Tiga tahun saya mengabdi didaerah terpencil membuat wawasan berfikir menjadi terbuka, lebih mengerti dan memahami arti makna hidup, lebih mengerti dan memahami bagaimana perjuangan guru yang bertugas jauh ditengah hutan, lebih mengerti dan memahami tentang kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia tercinta, lebih mengetahui bagaimana keadaan pendidikan kita di daerah terpencil dan juga yang paling penting saya mempunyai kesempatan emas mengabdi, mencerdaskan serta selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada anak Indonesia. Kesempatan emas ini tidak semua orang mendapatkan atau diberi oleh Allah. Sungguh karunia yang ajaib yang Allah berikan kepada saya. Selama tiga tahun mengabdi di SLTP Negeri 1 Jangkang (1998 – 2000), jujur saya menemukan diri sendiri, saya bisa berekspresi dalam mengajar. Selain mengajar matematika, sekolah juga memberi kepercayaan kepada saya untuk mengajar Fisika, Bahasa Inggris, menari, Pramuka dan mendampingi belajar guru-guru SD. Hari-hari penuh dengan kegiatan yang menyenangkan, yaitu mengajar matematika, mengajar Fisika, sore mengajar menari dan Pramuka dan juga sharing berbagai ilmu dengan warga Jangkang.  
Dalam mengajar matematika, misalnya tentang berhitung anak-anak saya ajak jalan-jalan keluar kelas, dimana SMP Negeri 1 jangkang dikelilingi hutan yang terdiri dari pohon karet yang tinggi-tinggi dan pohon-pohon besar lainnya. Nah dengan bermain disekitar sekolah sambil menghitung banyak pohon sambil bernyanyi, kami belajar matematika. Lain waktu kita bersama belajar tentang fungsi, dengan melihat bentuk daun ketela, daun cemara, ranting-ranting pohon, maka dapat kita tunjukkan tentang grafik fungsi. Sungguh pembelajaran yang sangat menyenangkan dan mengasyikkan. Dengan pendekatan-pendekatan kontekstual seperti ini, membangun pemikiran anak lebih cepat faham, mengerti dan menyenangi pelajaran matematika. Berawal mengajar di SMP Negeri 1 Jangkang inilah kemudian membuat saya berusaha untuk mengembangkan sendiri pembelajaran yang dilakukan dengan menyesuaikan serta menggunakan alam lingkungan sekitar sebagai metode pembelajaran.
Pada tahun 2000 saya pindah tugas mengajar di SMP Negeri 2 Sewon Bantul, mulai menyesuaikan lagi dengan lingkungan yang baru masuk DIY, tetap saja dengan penuh semangat selalu melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Banyak hal baru berbeda yang saya temukan selama satu tahun mengajar di SMP Negeri 2 Sewon Bantul ini. Kemudian tahun 2002 saya melanjutkan perjalanan  mengabdi mengajar di SMP Negeri 5 Yogyakarta tercinta sampai sekarang, juga pernah mengabdi di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMF Yogyakarta serta mulai tahun 2009 sampai sekarang juga mengabdi di UAD. Sungguh menjadi pendidik selalu membuat saya bahagia dan bangga.
Dengan input siswa yang sangat bagus dan SMP 5 merupakan sekolah favorit di Jogja kata masyarakat membuat saya sering berfikir, bagaimana mengajar siswa-siswa yang cerdas, pintar dan sekolah berfasilitas bagus? Perlahan dan pasti, saya selalu belajar…belajar dan belajar terus untuk meningkatkan kualitas diri, dengan banyak membaca tentang cara menghadapi siswa yang cerdas istimewa, belajar tentag siswa yang kreatif dan kritis, belajar psikologi anak, juga belajar tentang pembelajaran matematika yang membuat semangat, menyenangkan serta disukai anak-anak. Akhirnya saya menemukan salah satu cara bagaimana menjalin komunikasi harmonis dengan siswa SMP 5, untuk mengetahui kemampuan matematikanya secara individualism, maka saya menerapkan pembelajaran lewat SMS. Cara ini saya anggap sangat efektif saat ini, dengan sms maupun telpon anak-anak bisa konsultasi, curhat apa saja tentang permasalahan yang dihadapi, terutama pelajaran matematika, sehingga hak anak, keingintahuan anak dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi anak dapat terurai terselesaikan, menemukan solusi dengan baik. Dengan pembelajaran berbasis web tentang jejaring sosial pendidikan juga saya lakukan untuk variasi dalam mengajar, agar siswa tidak jenuh dan bosan. Selain itu juga dengan games matematika, membuat model-model pembelajaran secara konstruktivisme menggunakan kertas origami, maupun segala sesuatu yang mudah didapat di sekitar kita juga dapat meningkatkan prestasi siswa dan respon baik siswa terhadap pelajaran matematika. Banyak hal dapat kita lakukan dalam memotivasi siswa dalam belajar matematika.
Selain belajar dikelas, siswa juga dapat kita ajak untuk belajar  matematika yang dilakukan di luar kelas, disesuaikan dengan materi matematika yang sesuai dengan yang ada dilingkungan sekitar sekolah. Pembelajaran tidak hanya lewat tatap muka saja, melainkan bisa dengan memberikan tugas dengan mengirimkan tugas lewat email, mengerjakan soal-soal interaktif di jejaring sosial pendidikan, membuat project tentang pembelajaran dan masih banyak lagi yang bisa kita lakukan untuk mengembangkan kemampuan siswa. Contoh-contoh pembelajaran matematika yang sudah pernah saya lakukan  diantaranya dapat kita lihat dari tugas-tugas dikirim lewat email, blog, belajar matematika on-line di jejaring sosial Geschool maupun foto-foto yang saya sajikan berikut ini:

 Tugas-tugas lewat Email




Blog guru Pawitikra di SMP N 5 Yogyakarta
 


 
Belajar matematika on-line di Geschool


 
Belajar Bangun Ruang dengan kertas Origami




Salah satu konsep mendasar tentang filsafat ilmu adalah empirisme, atau ketergantungan pada bukti. Empirisme adalah cara pandang bahwa ilmu pengetahuan diturunkan dari pengalaman yang kita alami selama hidup kita. Di sini, pernyataan ilmiah berarti harus berdasarkan dari pengamatan atau pengalaman. Hipotesa ilmiah dikembangkan dan diuji dengan metode empiris, melalui berbagai pengamatan dan eksperimentasi. Setelah pengamatan dan eksperimentasi ini dapat selalu diulang dan mendapatkan hasil yang konsisten, hasil ini dapat dianggap sebagai bukti yang dapat digunakan untuk mengembangkan teori-teori yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena alam. Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Empirisme lahir di Inggris dengan tiga eksponennya adalah  John Locke,  George Berkeley dan David Hume

John Locke membedakan kualitas primer dan sekunder dari obyek pengalaman dan membuka pintu untuk masalah utama dalam menentukan seberapa akurat pengetahuan indra pernah bisa. Locke membedakan sifat yang mana di atau dengan objek dan orang-orang yang ada dalam pikiran subjek dari pengalaman. Objek memiliki tekstur tetapi gagasan "kehalusan" adalah dalam subjek. Benda tersebut memiliki derajat panas tapi "panas" dan "dingin" adalah ide yang mengetahui.




George Berkeley: (idealisme subyektif) Berkeley akan memperlakukan kedua primer dan kualitas sekunder sebagai hasil dari subjek, yang mengetahui. Tidak akan ada bukti adanya hal di luar pikiran. Semua bukti dan pengalaman berada dalam pikiran. Allah akan menjadi PIKIRAN yang memikirkan semua pikiran lain dan menganggap mereka sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai berada di dunia dengan orang lain pada waktu yang sama.


David Hume  merupakan filsuf besar pertama dari era modern yang membuat filosofi naturalistis. Filosofi ini sebagian mengandung penolakan atas prevalensi dalam konsepsi dari pikiran manusia merupakan miniatur dari kesadaran suci; sebuah pernyataan Edward Craig yang dimasukan dalam doktrin 'Image of God'. Doktrin ini diasosiasikan dengan kepercayaan dalam kekuatan akal manusia dan penglihatan dalam realitas, dimana kekuatan yang berisi seritikasi Tuhan. Skeptisme Hume datang dari penolakannya atas ideal di dalam'. David Hume: Hume skeptis. Dia setuju dengan Locke bahwa kita dilahirkan dengan catatan kosong, semua pengetahuan kita datang melalui indra (empirisme) tapi dia tidak berpikir bahwa kita bisa mengetahui semua yang banyak untuk tertentu (skeptisisme).  


Demikian pengalaman “emas” menjadi guru matematika kurang lebih selama 18 tahun, banyak ilmu dan pengalaman berharga yang saya peroleh selama mengabdi dibeberapa sekolah. Apabila ada kekurangan dalam tulisan ini saya mohon maaf setulus-tulusnya. Saya hanya ingin berbagi pengalaman indah dalam perjalanan hidup  selama menjadi guru. Menjadi Guru adalah Cita-cita saya sejak kecil, menjadi Guru adalah Kebahagiaan dan Kebanggaan saya dan keluarga. Selalu bersyukur kepada Allah atas karunia kesempatan emas yang diberikan kepada saya. Semoga saya selalu bisa  memberikan  YANG TERBAIK untuk anak-anak  Indonesia.
Salam Sukses untuk semua guru di Indonesia. Amin 99x.


Sumber:
Pengalaman pribadi selama menjadi guru dan dokumen foto pribadi.
Sumber lainnya yang mendukung.

















































































No comments:

Post a Comment