PENGALAMAN
“EMAS” MENJADI GURU MATEMATIKA
Cita-cita saya sejak
kecil ingin menjadi guru, Menjadi Guru
adalah kebahagiaan dan kebanggaan saya dan keluarga. Alhamdulillah tercapai
Tahun 1994 saya lulus dari IKIP Muhammadiyah Yogyakarta, yang sekarang menjadi
UAD. Setelah lulus dari UAD, saya mengabdi menjadi guru matematika di SMA
BERBUDI Jogja dari tahun 1995 sampai 1997, banyak hal baru yang saya temui dalam
penyesuaian terhadap siswa-siswa SMA, dalam komunikasi, dalam memotivasi siwa
agar semangat belajar matematika dan juga dalam pemahaman konsep ke siswa. Pengalaman
pertama membuat saya semakin tertantang untuk terus banyak membaca, belajar, berusaha
mencari metode apa yang tepat diterapkan di kelas. Dengan dukungan, kerjasama
bersama teman-teman guru dan motivasi dari Kepala Sekolah perlahan-lahan mulai
semangat dalam mengajar matematika di SMA. Pada akhir tahun 1997 saya mendaftar
CPNS dan diterima, sewaktu wawancara ditanyai apakah bersedia ditempatkan diseluruh
Indonesia, saya menjawab bersedia. Dan Alhamdulillah saya ditempatkan di SMP
Negeri 1 Jangkang kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Dengan bekal pengalaman
yang masih sedikit, dengan semangat yag tinggi, motivasi tinggi, dukungan dari keluarga
akhirnya saya berangkat keluar pulau Jawa. Sebenarnya tujuan saya mau
ditempatkan diluar P.Jawa adalah saya ingin membahagiakan kedua orang tua. Saya
ingin menjadi guru seutuhnya, dimanapun mengabdi merupakan kesempatan emas yang
Allah berikan kepada saya. Orang tua saya bangga dan bahagia apabila anaknya
sudah bekerja dan bisa mencerdaskan anak Indonesia. Sungguh pengalaman mengajar
yang sangat berkesan, penuh perjuangan, penuh kebahagiaan Allah memberikan
kesempatan kepada saya mengabdi di daerah terpencil. SK CPNS saya terima 1 Maret 1998 dan langsung saya
jalani perjalanan yang sangat panjang menuju lokasi dengan restu kedua orang
tua dan keluarga besar.
Diawali dari kota Jogja
tercinta menuju Pelabuhan Tanjung Mas semarang kurang lebih 3 jam, kemudian
dilanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Pontianak memerlukan waktu 3 hari 2
malam. Setelah sampai Pelabuhan Pontianak, saya melanjutkan perjalanan kurang
lebih 6 jam menuju Kabupaten Sanggau. Dari Sanggau menuju lokasi harus
menggunakan kendaraan bermotor (Ojek) selama 5 jam perjalanan yang
berliku-liku, naik turun pegunungan dan karena tanahnya rawa kadang terperosok
ambles. Sungguh pengalaman pertama yang sempat membuat saya shock kaget, karena
seumur hidup belum pernah saya bepergian keluar Jogja. Ongkos ojek menuju
tempat lokasi mengajar saya sekitar Rp.75.000,00 – Rp.100.000,00. Setelah
sampai lokasi mengajar yaitu SMP Negeri 1 Jangkang Kabupaten Sanggau Kalimantan
Barat, saya lebih kaget, tertegun dan menangis haru….ditengah hutan belantara
ada sekolah yang besar, lapangannya luas dan lingkungan yang sangat bersih
alami. Dengan tekat, semangat dan motivasi yang tinggi bekal saya, tentu saja
rasa syukur selalu saya panjatkan kepada Allah, karena melihat sesuatu yang
belum pernah saya liat, belum pernah saya alami, pemandangan ciptaan Allah yang
sangat indah bisa ditemukan disini. Disambut hangat dan kekeluargaan oleh warga Jangkang, saya
melangkahkan kaki menginjak sekolah baru dengan keyakinan hati. Didaerah ini
terdiri dari banyak suku dengan bahasa yang berbeda-beda antara kecamatan yang
satu dengan yang lainnya. Tetapi saya melihat toleransi dan keharmonisan yang
sangat baik terjalin diantara warga. Saya senang bisa mempelajari bahasa asli
penduduk di Jangkang dan belajar budaya daerahnya.
Tiga tahun saya
mengabdi didaerah terpencil membuat wawasan berfikir menjadi terbuka, lebih
mengerti dan memahami arti makna hidup, lebih mengerti dan memahami bagaimana perjuangan
guru yang bertugas jauh ditengah hutan, lebih mengerti dan memahami tentang
kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia tercinta, lebih mengetahui bagaimana
keadaan pendidikan kita di daerah terpencil dan juga yang paling penting saya
mempunyai kesempatan emas mengabdi, mencerdaskan serta selalu berusaha
memberikan yang terbaik kepada anak Indonesia. Kesempatan emas ini tidak semua
orang mendapatkan atau diberi oleh Allah. Sungguh karunia yang ajaib yang Allah
berikan kepada saya. Selama tiga tahun mengabdi di SLTP Negeri 1 Jangkang (1998
– 2000), jujur saya menemukan diri sendiri, saya bisa berekspresi dalam
mengajar. Selain mengajar matematika, sekolah juga memberi kepercayaan kepada
saya untuk mengajar Fisika, Bahasa Inggris, menari, Pramuka dan mendampingi
belajar guru-guru SD. Hari-hari penuh dengan kegiatan yang menyenangkan, yaitu mengajar
matematika, mengajar Fisika, sore mengajar menari dan Pramuka dan juga sharing
berbagai ilmu dengan warga Jangkang.
Dalam mengajar
matematika, misalnya tentang berhitung anak-anak saya ajak jalan-jalan keluar
kelas, dimana SMP Negeri 1 jangkang dikelilingi hutan yang terdiri dari pohon
karet yang tinggi-tinggi dan pohon-pohon besar lainnya. Nah dengan bermain
disekitar sekolah sambil menghitung banyak pohon sambil bernyanyi, kami belajar
matematika. Lain waktu kita bersama belajar tentang fungsi, dengan melihat
bentuk daun ketela, daun cemara, ranting-ranting pohon, maka dapat kita
tunjukkan tentang grafik fungsi. Sungguh pembelajaran yang sangat menyenangkan
dan mengasyikkan. Dengan pendekatan-pendekatan kontekstual seperti ini,
membangun pemikiran anak lebih cepat faham, mengerti dan menyenangi pelajaran
matematika. Berawal mengajar di SMP Negeri 1 Jangkang inilah kemudian membuat
saya berusaha untuk mengembangkan sendiri pembelajaran yang dilakukan dengan
menyesuaikan serta menggunakan alam lingkungan sekitar sebagai metode
pembelajaran.
Pada tahun 2000 saya
pindah tugas mengajar di SMP Negeri 2 Sewon Bantul, mulai menyesuaikan lagi
dengan lingkungan yang baru masuk DIY, tetap saja dengan penuh semangat selalu
melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Banyak hal baru berbeda yang saya temukan
selama satu tahun mengajar di SMP Negeri 2 Sewon Bantul ini. Kemudian tahun 2002
saya melanjutkan perjalanan mengabdi mengajar
di SMP Negeri 5 Yogyakarta tercinta sampai sekarang, juga pernah mengabdi di
SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMF Yogyakarta serta mulai tahun 2009 sampai
sekarang juga mengabdi di UAD. Sungguh menjadi pendidik selalu membuat saya
bahagia dan bangga.
Dengan input siswa yang
sangat bagus dan SMP 5 merupakan sekolah favorit di Jogja kata masyarakat
membuat saya sering berfikir, bagaimana mengajar siswa-siswa yang cerdas,
pintar dan sekolah berfasilitas bagus? Perlahan dan pasti, saya selalu
belajar…belajar dan belajar terus untuk meningkatkan kualitas diri, dengan
banyak membaca tentang cara menghadapi siswa yang cerdas istimewa, belajar
tentag siswa yang kreatif dan kritis, belajar psikologi anak, juga belajar
tentang pembelajaran matematika yang membuat semangat, menyenangkan serta
disukai anak-anak. Akhirnya saya menemukan salah satu cara bagaimana menjalin
komunikasi harmonis dengan siswa SMP 5, untuk mengetahui kemampuan
matematikanya secara individualism, maka saya menerapkan pembelajaran lewat
SMS. Cara ini saya anggap sangat efektif saat ini, dengan sms maupun telpon
anak-anak bisa konsultasi, curhat apa saja tentang permasalahan yang dihadapi,
terutama pelajaran matematika, sehingga hak anak, keingintahuan anak dan
permasalahan-permasalahan yang dihadapi anak dapat terurai terselesaikan,
menemukan solusi dengan baik. Dengan pembelajaran berbasis web tentang jejaring
sosial pendidikan juga saya lakukan untuk variasi dalam mengajar, agar siswa
tidak jenuh dan bosan. Selain itu juga dengan games matematika, membuat
model-model pembelajaran secara konstruktivisme menggunakan kertas origami,
maupun segala sesuatu yang mudah didapat di sekitar kita juga dapat
meningkatkan prestasi siswa dan respon baik siswa terhadap pelajaran
matematika. Banyak hal dapat kita lakukan dalam memotivasi siswa dalam belajar
matematika.
Selain belajar dikelas,
siswa juga dapat kita ajak untuk belajar
matematika yang dilakukan di luar kelas, disesuaikan dengan materi
matematika yang sesuai dengan yang ada dilingkungan sekitar sekolah. Pembelajaran
tidak hanya lewat tatap muka saja, melainkan bisa dengan memberikan tugas
dengan mengirimkan tugas lewat email, mengerjakan soal-soal interaktif di
jejaring sosial pendidikan, membuat project tentang pembelajaran dan masih
banyak lagi yang bisa kita lakukan untuk mengembangkan kemampuan siswa. Contoh-contoh
pembelajaran matematika yang sudah pernah saya lakukan diantaranya dapat kita lihat dari tugas-tugas
dikirim lewat email, blog, belajar matematika on-line di jejaring sosial
Geschool maupun foto-foto yang saya sajikan berikut ini:
Tugas-tugas lewat Email
Blog guru
Pawitikra di SMP N 5 Yogyakarta
Belajar matematika on-line di Geschool
Belajar Bangun
Ruang dengan kertas Origami
Salah satu konsep
mendasar tentang filsafat ilmu adalah empirisme, atau ketergantungan pada
bukti. Empirisme adalah cara pandang bahwa ilmu pengetahuan diturunkan dari
pengalaman yang kita alami selama hidup kita. Di sini, pernyataan ilmiah
berarti harus berdasarkan dari pengamatan atau pengalaman. Hipotesa ilmiah
dikembangkan dan diuji dengan metode empiris, melalui berbagai pengamatan dan
eksperimentasi. Setelah pengamatan dan eksperimentasi ini dapat selalu diulang
dan mendapatkan hasil yang konsisten, hasil ini dapat dianggap sebagai bukti
yang dapat digunakan untuk mengembangkan teori-teori yang bertujuan untuk
menjelaskan fenomena alam. Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang
menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme
menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya
ketika dilahirkan. Empirisme lahir di Inggris dengan tiga eksponennya adalah John Locke, George Berkeley dan David Hume
John
Locke membedakan kualitas
primer dan sekunder dari obyek pengalaman dan membuka pintu untuk masalah utama
dalam menentukan seberapa akurat pengetahuan indra pernah bisa. Locke
membedakan sifat yang mana di atau dengan objek dan orang-orang yang ada dalam
pikiran subjek dari pengalaman. Objek memiliki tekstur tetapi gagasan
"kehalusan" adalah dalam subjek. Benda tersebut memiliki derajat
panas tapi "panas" dan "dingin" adalah ide yang mengetahui.
George
Berkeley: (idealisme subyektif) Berkeley akan memperlakukan
kedua primer dan kualitas sekunder sebagai hasil dari subjek, yang mengetahui.
Tidak akan ada bukti adanya hal di luar pikiran. Semua bukti dan pengalaman
berada dalam pikiran. Allah akan menjadi PIKIRAN yang memikirkan semua pikiran
lain dan menganggap mereka sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri
mereka sebagai berada di dunia dengan orang lain pada waktu yang sama.
David
Hume merupakan
filsuf besar pertama dari era modern yang membuat filosofi naturalistis.
Filosofi ini sebagian mengandung penolakan atas prevalensi dalam konsepsi dari
pikiran manusia merupakan miniatur dari kesadaran suci; sebuah pernyataan
Edward Craig yang dimasukan dalam doktrin 'Image of God'. Doktrin ini
diasosiasikan dengan kepercayaan dalam kekuatan akal manusia dan penglihatan
dalam realitas, dimana kekuatan yang berisi seritikasi Tuhan. Skeptisme Hume
datang dari penolakannya atas ideal di dalam'. David Hume: Hume skeptis. Dia
setuju dengan Locke bahwa kita dilahirkan dengan catatan kosong, semua
pengetahuan kita datang melalui indra (empirisme) tapi dia tidak berpikir bahwa
kita bisa mengetahui semua yang banyak untuk tertentu (skeptisisme).
Demikian pengalaman
“emas” menjadi guru matematika kurang lebih selama 18 tahun, banyak ilmu dan
pengalaman berharga yang saya peroleh selama mengabdi dibeberapa sekolah. Apabila
ada kekurangan dalam tulisan ini saya mohon maaf setulus-tulusnya. Saya hanya
ingin berbagi pengalaman indah dalam perjalanan hidup selama menjadi guru. Menjadi Guru adalah Cita-cita
saya sejak kecil, menjadi Guru adalah Kebahagiaan dan Kebanggaan saya dan
keluarga. Selalu bersyukur kepada Allah atas karunia kesempatan emas yang
diberikan kepada saya. Semoga saya selalu bisa
memberikan YANG TERBAIK untuk
anak-anak Indonesia.
Salam Sukses untuk semua guru di
Indonesia. Amin 99x.
Sumber:
Pengalaman pribadi selama menjadi guru
dan dokumen foto pribadi.
Sumber lainnya yang mendukung.
No comments:
Post a Comment