BELAJAR “SESUATU”
DARI YANG BELUM TAHU MENJADI TAHU
Filsafat berarti
penjelasan, merefleksikan diri. Tujuan belajar filsafat adalah agar santun
dalam ruang dan waktu. Filsafat ilmu merupakan sesuatu ilmu yang baru bagi
saya, awalnya belajar filsafat ilmu memang membingungkan, karena belum tahu,
susah memahami dan malas membaca. Setelah mulai membaca…membaca dan membaca
perlahan-lahan sedikit demi sedikit mulai mengerti, terbuka pikiran untuk
memahami.
Diawali dengan mengetahui obyek
filsafat yaitu:
1.
Yang ada dan
2.
Yang mungkin ada
Yang ada itu sesuatu yang ada
dalam pikiran kita dan kita sudah mengetahui. Misalnya, Desy dan Maharani
bersahabat, kemudian Maharani bercerita tentang nama Ayah dan Ibunya. Awalnya
Desy tahu bahwa Maharani mempunyai orang tua, tapi belum tahu namanya. Setelah
Maharani memberitahu, maka Desy menjadi tahu nama ayah dan ibunya maharani. Sedangkan
yang mungkin ada itu sesuatu yang ada dalam pikiran kita tapi kita belum
mengetahuinya bahwa itu ada. Misalnya: dalam persahabatan Desy dan Maharani
tanpa keduanya memberi tahu nama orang tuanya, maka tidak akan tahu siapa nama
orang tuanya, walaupun mereka tahu keduanya mempunyai orang tua. Yang ada dan
yang mungkin ada dalam filsafat ilmu dipengaruhi oleh ruang dan waktu. Ada
dibagi lagi menjadi ada (ada), mengada (proses) dan pengada (hasil). Siswa SD dan SMP tidak mungkin belajar
filsafat ilmu seperti yang kita pelajari saat ini karena tidak tepat/tidak sesuai
dengan ruang dan waktu. Filsafat ilmu bisa dipelajari kapanpun, dimanapun dan
oleh siapapun. Tingkatan-tingkatan dalam mempelajari filsafat ilmu ditunjukkan
dalam gambar berikut ini:
Kita juga
mengenal tiga pilar dalam filsafat yaitu Hakekat, Metode dan Nilai (value). Dalam
ketiga pilar tersebut dapat kita jabarkan lagi Hakekat ilmunya (Ontologi) yang
berarti ilmu tentang yang ada, baik secara jasmani maupun secara rohani dalam
landasan tertentu (metafisika), sumber-sumber ilmunya dan pembenarannya
(epistemology) dan manfaat atau kebaikan
ilmu tersebut (aksiologi). Paul Ernest
menyatakan tentang dasar pendidikan matematika suatu pembenaran mendapatkan
status dan dasar bagi pendidikan matematika dalam hal ontologinya, epistemologi
dan aksiologi atau kombinasi antara ketiganya. Ontologi, epistemology dan aksiologi memang
saling berkaitan bersifat tetap dan berubah. Setiap fenomena itu bersifat tetap
(Herakleitos) dan berubah (Parmenides), Pemikiran
Herakleitos yang paling terkenal adalah mengenai perubahan-perubahan di alam
semesta. Menurut Herakleitos, tidak ada satu pun hal di alam semesta yang
bersifat tetap atau permanen. Tidak ada sesuatu yang betul-betul ada, semuanya
berada di dalam proses menjadi. Ia terkenal dengan ucapannya panta rhei kai
uden menei yang berarti, "semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang
tinggal tetap”. Sedangkan Parmenides mempunyai pemikiran filsafat yang
bertentangan dengan Herakleitos sebab ia berpendapat bahwa segala sesuatu
"yang ada" tidak berubah. "yang ada" itu bersifat meliputi
segala sesuatu, tidak bergerak, tidak berubah, dan tidak terhancurkan. Dengan
kata lain "yang ada" itu juga tidak tergoyahkan dan kebenaran yang
tidak dapat disangkal.
Sekarang kita
akan membahas tentang apa hubungan antara filsafat ilmu dengan matematika. Kita
sudah mengetahui bahwa Filsafat itu adalah refleksi. Maka filsafat pendidikan
matematika adalah refleksi terhadap pendidikan matematika, meliputi refleksi
terhadap semua yang ada dan yang mungkin ada dalam pendidikan matematika.
Padahal pendidikan matematika itu meliputi guru, matematika, murid, ruang,
kegiatan, alat dst..banyak sekali. Padahal guru itu mempunyai sifat yang banyak
sekali. Jadi ada banyak sekali yang perlu direfleksikan. Maka dalam filsafat pendidikan
matematika, tantangannya adalah bagaimana kita bisa memperbincangkan semua
obyek-obyeknya. Sensitivitas terhadap pendidikan matematika itu merupakan modal
dasar bagi kita agar mampu merefleksikannya. Setiap pengetahuan pasti ada
obyeknya yaitu konsep. Dalam konsep tersebut terdiri dari wadah (form) dan isi
(substansi). Jika ada bentuknya pasti ada isinya, demikia juga sebaliknya. Ada
wadahnya tidak ada isinya maka bukan pengetahuan, juga sebaliknya. Berawal dengan adanya pengetahuan maka ada
filsafat. Dalam berfilsafat ini kita diajari sopan santun sesuai dengan ruang
dan waktu. Filsafat ilmu dan Matematika berkaitan sangat erat sejak jaman
yunani kuno. Selain menjadi sumber inspirasi bagi para fiosof, metode yag
digunakan dalam matematika juga banyak diadopsi untuk mendeskripsikan pemikiran
filsafat. Beberapa matematikawan yang juga merupakan filosof, diantaranya
Pythagoras, Godel, Brouwer, Descartes, Bruno,
Dedekind dan Hilbert. Menurut Pythagoras
jika menggunakan logika menggunakan rumus ruang dan waktu, yakni tetap (absolute/tunggal) dan berubah yang
merupakan sesuatu yang koheren. Sedangkan kalau
kontradiksi plural relative yakni ada Euclides (geometry aksiomatis) dan
non Euclides (Hilbert). Ciri-ciri pendapat dari Hilbert yaitu bersifat formal,
aksiomalism, pure mathematics.
Dalam Filsafat
Ilmu kita mempelajari banyak sekali aliran filsafat atau faham tentang
filsafat, diantaranya sebagai berikut:
a.
Hermeneutika adalah aliran filsafat yang
didefinisikan sebagai teori interpretasi dan penafsiran. Makna hermeneutika
adalah mengungkapkan sesuatu yang tadinya masih dalam pikiran melalui kata-kata
sebagai medium penyampaian, menjelaskan secara rasional sesuatu yag masih
samar-samar sehingga maknanya dapat dimengerti dan menerjemahkan bahasa asing
ke dalam bahasa lainnya. Kesemuanya terangkum dalam pengertian menafsirkan,
interpreting dan understanding.
b.
Fallibilisme adalah prinsip filosofis bahwa
manusia bisa salah. Istilah ini diambil dari kata latin abad tengah Fallibilis.
Konsep ini sangat penting bagi ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan
mencari validitas kebenaran, dengan harapan suatu pengetahuan menjadi seakurat
mungkin. Fallibilism menunjukkan bahwa sebuah pengetahuan tidak bisa dipastikan
dengan sepasti-pastinya
c.
Vitalisme adalah pandangan bahwa makhluk hidup
berbeda dengan benda material mati yang lain karena memiliki suatu zat yang
membuat makhluk itu hidup. Suatu kehidupan terletak di luar dunia materi,
kehidupan dan materi, tidak bisa saling mengintervensi. Menurut kaum Vitalis hanya dari sudut fisik
dan kimia tidak bisa menjelaskan fungsi hidup, tetapi menghadirkan suatu konsep energi yang menyokong suatu kehidupan dan energi ini
bisa disamakan dengan keberadaan suatu jiwa .
d.
Fatalisme adalah cara pandang atau paham tentang
keyakinan bahwa segala sesuatu pasti terjadi menurut caranya sendiri tanpa
memperdulikan usaha kita untuk menghindari atau mencegahnya. Fatalisme berasal
dari kata dasar fatal berarti sebuah sikap seseorang dalam menghadapi permasalahan
atau hidup yang dikuasai oleh nasib dan tidak bisa merubahnya. Secara etimologi, berasal dari Bahasa Latin yaitu “fatum” yang berarti takdir.
Pemahamannya bahwa hidup manusia sudah ditentukan oleh kekuasaan supranatural,
kekuasaan metafisika.
e.
Criticism adalah faham tentang menilai manfaat dan kesalahan dari sesuatu
atau seseorang dalam cara yang kadang negatif kadang-kadang dimengerti. Kritik
diarahkan untuk seseorang, kelompok untuk menilai perilaku tertentu, bisa
disampaikan secara langsung maupun tidak langsung yang bersifat spesifik, rinci
atau sangat abstrak dan umum.
f.
Idealism adalah aliran yang mempunyai pemahaman
bahwa semua isi dunia itu relatif terhadap pikiran manusia. Apa yang dipikirkan
oleh manusia berpengaruh terhadap sekitar.
Satu-satunya hal yang pasti di dunia ini adalah keberadaan seseorang
sendiri. Idealism untuk diri pribadi baik, tetapi kadang belum tentu bisa
diterima oleh sekitarnya.
Pada akhirnya marilah kita selalu
meningkatkan kualitas diri dengan belajar…belajar dan terus belajar agar Ilmu
kita terus bertambah. Semakin tinggi Ilmu yang kita punya dan wawasan semakin
luas membuat kita selalu instropeksi diri, rendah hati, selalu berfikir
positif, semakin bijak dalam bersikap, bertingkah laku, bertutur kata dan
semakin meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Selamat melaksanakan
tugas mulia kepada teman-teman guru dimana saja berada, tetap semangat selalu
memberikan YANG TERBAIK untuk anak didik. SALAM SUKSES SELALU.
The good summarize of Philosophy course from Prof. Marsigit. Go ahead Mrs. Ocha....
ReplyDeleteThank's for your support and attention Mr. Nur Choi.....keep on the spirit !
DeleteI thought you ask the whole class about who own a blog so here's the link of mine; http://fadhilapratama.blogspot.com/ THANKS
ReplyDeleteAda banyak aliran dalam filsafat dan aliran itu benar adanya bagi tokoh dan pengikutnya pada jamannya. Filsafat adalah pengetahuan. Filsafat adalah memaknai setiap pengetahuan.
ReplyDelete